berikut artikel mengenai keutamaan berdikir yang bersumber dari website Majelis Rasulullah.org. semoga Allah meridhoi kita semua.. amin yaa robbal 'alamin
    قَالَ رَسُوْلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَقُولُ اللَّهُ  تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، وَأَنَا مَعَهُ، إِذَا  ذَكَرَنِي، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي، وَإِنْ  ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ، ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ  تَقَرَّبَ إِلَيَّ، بِشِبْرٍ، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ  تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا، تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِي  يَمْشِي، أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً.    (صحيح البخاري) وَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ  وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا مَعَ عَبْدِي حَيْثُمَا ذَكَرَنِي  وَتَحَرَّكَتْ بِي شَفَتَاهُ   (صحيح البخاري) 
Sabda Rasulullah SAW: “Dia Allah berfirman: “Aku bersama  prasangka hambaKu, dan Aku Bersamanya ketika ia mengingatKu, jika ia  mengingat/menyebutku dalam kesendirian, maka Aku Mengingatnya dalam  DzatKu, jika ia mengingatKu, ditempat yang ramai, maka Aku mengingatnya  ditempat yang lebih ramai (para malaikat2 suci) (Shahih Bukhari) Dan berkata Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW, Allah SWT berfirman: “Aku bersama hambaKu, saat hambaKu mengingatku dan bergerak bibirnya menyebut namaKu” (Shahih Bukhari)
 Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh   حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ  اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ  اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا  لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ  عَلَيْهِ  وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا  الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي  الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ  بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ  وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ  وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. 
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Memuliakan  hamba-hamba-Nya dengan berbagai macam bentuk keluhuran, beribu amal  perbuatan, beribu niat dan segala sesuatu yang diperbuat oleh  hamba-hamba-Nya, yang kesemua itu bisa Allah subhanahu wata’ala jadikan  perantara untuk menuju kepada keridhaan-Nya namun penyambungnya adalah  sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, seluruh rantai terputus  kecuali dengan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,  bersambunglah para rasul kepada Allah maka bersambung pula seluruh ummat  ini kepada Allah dengan perantara nabi kita Muhammad shallallahu  ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala Maha Raja langit dan bumi,  Maha Penguasa Tunggal dan Abadi, Maha melimpahkan kesejahteraan  sepanjang waktu dan zaman, tanpa peduli Dia melimpahkan apa yang  dikehendaki-Nya kepada hamba-hamba-Nya, ada diantara mereka yang  dilimpahi kenikmatan untuk semakin jauh dari-Nya, dan ada pula yang  dilimpahi kenikmatan untuk semakin bersyukur kepada-Nya, dan ada pula  yang dipersempit agar tidak semakin jauh dari-Nya, sungguh tiada  perbuatan yang lebih indah dari perbuatan-Nya, dan telah disabdakan oleh  nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana diriwayatkan di  dalam Shahih Muslim bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda bahwa :  “ tidak ada satupun yang lebih cemburu daripada Allah subhanahu wata’ala”.      Allah itulah cinta, pemilik dan pencipta cinta, maka jika ada  seorang hamba yang lebih cinta kepada selain Allah maka Allah akan  cemburu. Maka dirisaukan jika salah seorang hamba diberi keluasan di  dunia, maka dia akan terlena di dalamnya padahal dunia hanyalah  kehidupan yang sementara bagaikan orang yang hidup dari pagi hingga sore  harinya saja. Diriwayatkan di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al  Bukhari, ketika rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang  bersandar, ditanyakan kepada beliau tentang kehidupan :  “wahai Rasulullah, mengapa engkau begitu santai?”,     maka rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :   “hidup ini hanyalah selintas saja, seperti seorang yang berjalan  kemudian berteduh di bawah pohon rindang kemudian berjalan lagi”.      Berjalan melanjutkan kehidupan yang kekal, kehidupan di dunia bagi  kita mungkin hanya 100 tahun bahkan sangat sedikit sekali yang hidup  mencapai 100 tahun, sebagian hanya sampai 70 atau 80 tahun, umur semakin  pendek dan semakin dekat dengan hari kiamat. Dan setiap detik adalah  roda waktu yang berjalan menuju kematian, dan setiap detik itu ada  hamba-hamba yang dimuliakan oleh Allah menuju puncak-puncak keluhuran.  Hadirin hadirat, bagaimana dengan hamba-hamba yang lewat dengan dosa dan  kesalahan, padahal setiap putaran detik itu akan dipertanggung  jawabkan. Sebagaimana syarh hadits yang kita baca tadi, sungguh indahnya  firman Allah subhanahu wata’ala, hadits ini disebut hadits qudsi, yaitu  firman Allah yang diucapkan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi  wasallam tetapi tidak dicantumkan dalam Al qur’an Al Karim, dimana makna  atau isinya dari Allah namun lafadznya dari nabi Muhammad shallallahu  ‘alaihi wasallam.
 
