Sabtu, 29 Januari 2011

kasus gayus

Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkejut saat mendengar tudingan Gayus Tambunan terhadap Satgas anti mafia hukum yang mengetahui sepak terjang DPO John Jerome. SBY pun memerintahkan Satgas segera memberi laporan mengenai hal itu kepadanya.

""Presiden setelah mendengar laporan yang saya sampaikan, memerintahkan kepada Satgas melaporkannya secara tertulis kepada presiden dalam satu hari," ujar juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha di Istana Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (19/1/2011).

Selain itu, SBY juga memerintahkan Satgas agar segera memberikan keterangan pers untuk memberikan klarifikasi terkait pernyataan Gayus tersebut.

"Itu pesan yang Bapak Presiden sampaikan. Sebab beliau tidak pernah mendapatkan laporan seperti yang disampaikan Gayus tentang keterlibatan Satgas," ujarnya.

Menurut Julian, keterkejutan SBY adalah wajar. Karena selama ini SBY tak pernah mendengar laporan mengenai hal itu. "Bisa dibayangkan bagaimana mendengar sesuatu yang belum pernah dilaporankan," ungkapnya.

Sedangkan mengenai vonis 7 tahun yang diputuskan hakim kepada Gayus, SBY tak mau mengomentarinya. "Presiden tidak mengomentari tentang vonis yang dijatuhkan. Tidak ada komentar khusus," tutupnya.

Sebelumnya usai sidang vonis, Gayus yang mengenakan batik coklat itu mencurahkan isi hatinya kepada pers. Gayus mengatakan kecewa terhadap Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Gayus mengatakan, John Jerome Grice mengaku sebagai agen CIA, dan kegiatannya John pun diketahui  salah satu anggota Satgas.

"Berdasar cerita John Grace pada saya, John Grice bilang dia adalah agen CIA yang semua kegiatannya diketahui dan direstui oleh salah seorang anggota Satgas (Pemberantasan Mafia Hukum)," ujar Gayus.

Rabu, 19 Januari 2011

menyambut Kelahiran Habibana Nabiyuna Muhammad SAW

Sejarah 

Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang berpendapat bahwa idenya justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.

[sunting] Perayaan di Indonesia

Masyarakat muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji dan pengajian. Menurut penanggalan Jawa bulan Rabiul Awal disebut bulan Mulud, dan acara Muludan juga dirayakan dengan perayaan dan permainan gamelan Sekaten.

[sunting] Perayaan di luar negeri

Perayaan Maulid di India.
Sebagian masyarakat muslim Sunni dan Syiah di dunia merayakan Maulid Nabi. Muslim Sunni merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan muslim Syiah merayakannya pada tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja'far ash-Shadiq.
Maulid dirayakan pada banyak negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, serta di negara-negara lain di mana masyarakat Muslim banyak membentuk komunitas, contohnya antara lain di India, Britania, dan Kanada.[1] [2] [3] [4] [5][6] [7] [8][9] Arab Saudi adalah satu-satunya negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan Maulid sebagai hari libur resmi.[10] Partisipasi dalam ritual perayaan hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya.[11]
Perkiraan tanggal Maulid, 2010-2013* [12]
Tahun Masehi 12 Rabiul Awal (Sunni) 17 Rabiul Awal (Syiah)
2010 26 Februari 3 Maret
2011 15 Februari 20 Februari
2012 4 Februari 9 Februari
2013 24 Januari 29 Januari
* Semua tanggal adalah perkiraan, karena tanggal aktual dapat berbeda sesuai dengan penetapan awal bulan (kalender) berdasarkan pengamatan fisik terhadap rembulan (benda astronomi).

[sunting] Perbedaan pendapat

Terdapat beberapa kaum ulama yang berpaham Salafi dan Wahhabi yang tidak merayakannya karena menganggap perayaan Maulid Nabi merupakan sebuah bid'ah, yaitu kegiatan yang bukan merupakan ajaran Nabi Muhammad SAW. Mereka berpendapat bahwa kaum muslim yang merayakannya keliru dalam menafsirkannya sehingga keluar dari esensi kegiatannya. Namun demikian, terdapat pula ulama yang berpendapat bahwa peringatan Maulid Nabi bukanlah hal bid'ah, karena merupakan pengungkapan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.